INVESTOR

Menjadi investor yang hebat dan konsisten membutuhkan waktu. Tidak dengan ketika kita memutuskan berinvestasi kita akan menjadi investor yang hebat. Semua ada perjalanan dan pengalaman masing-masing yang membentuk kita menjadi sosok seorang investor. Pasti ada jatuh dan bangun ketika kita memutuskan untuk terjun ke dalam dunia investasi.

Investor hebat itu selalu setengah kosong. Tidak ada investor yang selalu benar, dua pemenang nobel ekonomi Merton – Scholes juga pernah merasakan kegagalan besar bersama Long Term Capital Management hingga mengalami kebangkrutan. Belajar dari kegagalannya Ray Dalio pernah berkata, dia kerap merundingkan pilihan investasinya dengan orang hebat yang memiliki sudut pandang berbeda darinya, karena darisana dia bisa mendapatkan sesuatu yang luput.

Orang yang “gelasnya penuh” mungkin orang yang hebat dalam berkompetisi, dalam karier, tapi tidak sebagai investor. Bila tujuan kita menjadi investor sukses, maka selalulah lapar terhadap ilmu dan tetaplah setengah kosong. Investasi Saham itu bukan cerita tentang yang lebih gesit, lebih cepat , lebih cekatan yang menang. Memang yang lebih cepat dan gesit terlihat lebih keren, maka nya lomba lari , lomba balap motor itu semua adu cepat – cepatan.

Tapi kalau ada lomba sabar-sabaran secara tak tertulis pasar saham adalah arenanya. Liat saja 𝐓𝐡𝐞 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐬𝐭 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐨𝐫 𝐨𝐟 𝐚𝐥𝐥 𝐭𝐢𝐦𝐞 seperti Warren Buffett, John Templeton, Peter Lynch, atau LKH investor kondangnya Indonesia, semua adalah para investor sabar. Ketika kumpulan investor berbondong bondong mengejar saham ramai yang lagi naik, mereka sabar menunggu. Ketika koreksi terjadi mereka membeli dengan sabar. Ketika turun lagi mereka tambah beli lagi dengan sabar.

Ketika sahamnya tetap turun mereka menahannya dengan sabar. Ketika saham mulai naik mereka tetap menahan juga dengan sabar. Tidak terburu-buru beli ataupun terburu – buru jual. Gaya investasi mereka itu sabar dan membosankan. Itu yang membuat mereka hebat, karena tidak banyak orang yang bisa sabar dengan gaya investasi yang membosankan itu. Tidak perlu berkecil hati kalau kamu lamban dan membosankan, itu artinya kamu berbakat menjadi investor saham.