Metode Investasi Saham Sudah Teruji Ratusan Tahun

Dalam investasi, saya selalu gunakan prinsip-prinsip yang sudah teruji selama ratusan tahun sejak pertama kali konsep saham muncul. Prinsip yang berdasarkan pada perilaku manusia dan esensi dari suatu bisnis.

Ini membuat saya bisa menghadapi berbagai dinamika yang terjadi di dunia saham dan ekonomi, sembari terus menumbuhkan return investasi saya.

Berikut adalah garis besar metodenya. Mungkin membosankan, tapi investasi terbaik memang sangat membosankan.

1. Value Investing

Konsep value investing telah lama ada, meskipun istilahnya baru dicetuskan Benjamin Graham sekitar 100 tahun lalu.

Prinsipnya adalah bagaimana membeli saham yang berada di bawah harga wajarnya, kemudian menjualnya di atas harga wajar. Dengan demikian kita memperoleh keuntungan selisihnya. Prinsip ini mirip dengan perdagangan pada umumnya.

Ada banyak metode value investing yang bisa digunakan. Saya pribadi gunakan pendekatan dividend yield untuk menilai harga wajarnya. Jadi bagi saya, idealnya saham memiliki dividend yield berkelanjutan minimal 3%.

2. Diversifikasi

Mempermudah diversifikasi adalah tujuan awal konsep saham bisa ada. Dahulu investasi merupakan hal yang sangat berisiko, khususnya bagi yang memiliki dana pas-pasan. Oleh karena kita harus beli satu perusahaan sekaligus yang tentu butuh dana sangat banyak.

Jadi dengan dipecahnya kepemilikan perusahaan menjadi beberapa saham (shares), investor jadi bisa lebih mudah memecah uangnya untuk membeli beberapa perusahaan. Ketika satu perusahaan performanya tidak bagus, tidak berdampak signifikan terhadap kekayaannya karena masih punya beberapa perusahaan lain yang kinerjanya bagus.

3. Compound Interest

Albert Einstein pernah berkata yang intinya: “compound interest (bunga berbunga) adalah keajaiban dunia ke-8. Mereka yang paham, dapat untung darinya. Mereka yang tidak paham, membayar ke yang paham”.

Konsep bunga berbunga yang membuat saya semakin semangat berinvestasi. Karena semakin lama aset investasi saya tumbuh semakin cepat seperti bola salju.

Saya dapat “bunga” dari dividen dan capital gain terealisasi dari saham overvalue. “Bunga” tersebut saya gunakan untuk membeli saham lagi sehingga kedepan “bunga” saya akan semakin besar. Belum lagi potensi peningkatan dividen karena peningkatan kinerja perusahaan. Bola salju menggelinding semakin besar.