Sebuah cerita tentang seni naik gaji

Kolega saya bercerita dulu pernah bekerja untuk suatu perusahaan selama satu dasawarsa lamanya. Dia orang yang cerdas dan rajin, selama bekerja di sana dia sering pulang larut malam. Namun jerih payahnya ternyata hanya dihargai kenaikan gaji rata-rata inflasi, selama 10 tahun mengabdi di sana. Sekarang dia baru menyadari merasa dibodohi karena terlalu polos nerima-nerima aja. Belum paham, dunia itu keras kaka!!

Dalam dunia kerja yang oportunis, lihai, dan penuh sikut-sikutan, menjadi orang polos dan tulus adalah sesuatu yang langka. Sudah seharusnya kita tetap menjadi orang baik, tapi janganlah sampai kita menjadi naif berpikir semua orang sama baiknya.

Perjalanan kita masih panjang. Sebagai pengabdi gajian yang bermimpi mengejar kemerdekaan finansial faktor pendapatan dan pertumbuhan adalah faktor yang sangat krusial. Harapan kita tentu bekerja dalam lingkungan yang ideal, bekerja keras untuk perusahaan, dan mendapatkan penghargaan yang selayaknya.

Namun dalam realitasnya, sering terjadi jauh dari harapan. Oleh karenanya kita perlu untuk mengetahui kualitas kita, dan yang terjadi di sekeliling kita. Boleh saja kerja bagaikan kuda, tapi janganlah menggunakan kacamata kuda!! Dari yang saya ketahui ugly truth-nya terdapat 3 cara untuk mengalami peningkatan gaji bagi para worker bee

Bekerja bagaikan kuda!

Cara ini dapat bekerja dengan baik bila berada dalam lingkungan yang benar. Kerja keras dan kemampuan kita dihargai. Apabila berada di lingkungan seperti ini, menjadi loyalis mengabdi pada satu perusahaan dapat menjadi opsi yang ok. Datang paling pagi, pulang paling malam, makan siang secepatnya, kalau perlu weekend kerja di kantor!!

Namun terkadang kerja keras saja tidak cukup bila tidak dilihat jerih payahnya oleh atasan ataupun kantor, oleh karenanya dibutuhkan relasi dan komunikasi yang baik. Maka cara selanjutnya untuk cepat mendapat kenaikan adalah dengan menjadi anak kesayangan.

Dalam konotasi positif relasi dan komunikasi yang baik membangun kesepahaman dan sinergi yang baik, saling melengkapi. Namun realitas sisi buruknya keinginan mendapat perhatian menciptakan karyawan ABS & politik kantor yang tidak sehat.

Terakhir adalah Skill kutu loncat!!
Sudah menjadi rahasia umum dalam dunia kerja para kutu loncat yang taktis bisa mendapatkan kenaikan gaji yang optimal.

Bukan cuma asal pindah, mereka mengkombinasikan tawaran kerja dari kantor lain sebagai alat tawar untuk naik gaji, atau untuk benar-benar pindah demi mendapatkan kenaikan yang signifikan.